Dalam menghadapi maraknya fenomena konsumsi emosional di kalangan generasi muda, Tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Ekonomi Universitas Diponegoro melaksanakan program pelatihan literasi keuangan di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ghozali, Sleman, Yogyakarta.

Kegiatan ini berlangsung pada 27-28 Mei 2025 dan menyasar santri generasi Z dan milenial yang rentan terhadap perilaku konsumsi tidak rasional, seperti lipstick effect dan doom spending, sebagai respons terhadap tekanan ekonomi.

Melalui pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD), pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman keuangan, mengendalikan konsumsi emosional, dan menanamkan pentingnya perencanaan keuangan sejak dini. Materi pelatihan mencakup pengelolaan kebutuhan dasar, sistem anggaran 50-20-20-10, serta pemanfaatan platform digital seperti LinkedIn untuk penguatan personal branding.

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, terjadi peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta mengenai pengelolaan keuangan dan bahaya konsumsi impulsif. Peserta juga mampu menyusun rencana keuangan yang seimbang antara kebutuhan dan keinginan.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membentuk generasi muda yang tangguh secara ekonomi dan emosional, sekaligus menciptakan ekosistem konsumsi yang berkelanjutan di masa depan.